Wednesday, 6 January 2016

TUGAS 3 & 4 ISD

FUNGSI AGAMA
DAN
DIMENSI KOMITMEN AGAMA


·         Fungsi Agama
Agama adalah “ketentuan mutlak” bagi manusia tanpa agama manusia bukan berarti apa-apa, karena agama memang ditujukan bagi manusia. Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan yang dijalani oleh manusia. Secara individu agama bisa digunakan untuk menuntun kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari.
Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama membantu kita memahami beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain:
a)   Fungsi Edukatif (Pendidikan)
Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
b)  Fungsi Penyelamat
Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur serta setara.
c)   Fungsi Perdamaian
 Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
d)   Fungsi Kontrol Sosial
Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
e)   Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas
Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau.
f)   Fungsi Pembaharuan
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
g)   Fungsi Kreatif
Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
h)   Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi)
Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Allah, itu adalah ibadah.

Fungsi agama lainnya menurut saya yaitu:
1)    Menjadikan pedoman hidup bagi manusia.
2)   Menjadikan manusia sebagai peranan sosial di kehidupan.
3)   Memberikan pandangan kepada manusia bahwa adanya sang pencipta dan adanya hidup dan mati.
4)   Agama sebagai petunjuk kebenaran.


·         Dimensi Komitmen Agama

Menurut Roland Robertson dimensi komitmen agama terbagi menjadi:
a)    Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/ harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
b)   Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
c)    Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
d)   Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
e)   Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu.



CONTOH KONFLIK AGAMA DALAM MASYARAKAT

Contoh konflik agama di Indonesia:
  a)   Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena adanya konflik    yang disebabkan oleh kesalahpahaman.
  b)   Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan  masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman akibat kecurigaan masyarakat  setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika  telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman  provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri kampus tersebut. Dan  bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan  kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara anarkis.
  c)   Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam seperti FPI (Front Pembla  Islam) dan Muhammadiyah.
  d)  Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena perbedaan cara pandang masing –  masing umat.


Contoh konflik agama di Dunia:



  a)    Perang Salib (1096-1271) antara umat Kristen Eropa dan Islam, pembantaian umat Islam di Granada oleh Ratu Isabella ketika mengusir Dinasti Islam terakhir di Spanyol adalah konflik antara Islam dan Kristen yang terbesar sepanjang sejarah. Catatan ini, mungkin akan bertambah panjang, jika intervensi Barat (Amerika dan sekutu-sekutunya) di dunia Islam dilampirkan pula di sini.


  b)   Yahudi dengan Palestina yang Muslim adalah contoh lain dari konflik antar umat beragama yang masih belum selesai hingga hari ini. Pembantaian umat Yahudi oleh Nazi yang notabene adalah adalah konflik terbesar antara pemeluk agama Yahudi dan Nasrani Pandangan stereotip satu kelompok terhadap kelompok lainnya, biasanya menjadi satu hal yang muncul bersamaan dengan terdengarnya genderang permusuhan, yang diikuti oleh upaya saling serang, saling membunuh, membakar rumah-rumah ibadah seteru masing-masing, dan sebagainya.  Umat Islam dipandang sebagai umat yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam memandang kebenaran yang, boleh jadi terdapat pada umat. Sementara umat Kristen dipandang sebagai umat yang agresif dan ambisius yang bertendensi menguasai segala aspek kehidupan dan berupaya menyebarkan pesan Yesus yang terakhir, “Pergilah ke seluruh dunia dan kabarkanlah Injil kepada seluruh makhluk!” (Martius 16: 15).

·         Sumber – sumber

No comments :

Post a Comment